Rembulan di Pematang
Banyak
ragu yang mengonggok di kepala
Seputar
mimpi-mimpi jejaka dan remaja yang tersangkut pula di tiang jemuran
Serupa
celana dalam dan bra pekerja malam yang ternyata anak manusia
Masih
manusia yang punya adab namun biadab hingga lupa siapa yang menjadi raja
Entah
menemu sua yang hanyut dalam kerongkongan singa lalu tercampak ke parit-parit
demokrasi
Seiring
itu pula ratusan kepala dihargai puluhan ribu untuk mati di atas peluru
Banyak
ragu yang masih sulit dicerna
Seperti
pagi yang datang dengan mentari dan malam pada rambulan
Lalu
pematang sawahku tak juga beranjak dari himpitan bulan
Langit
belum musnah, enyahlah rembulan
Pergilah
dari pematang ini bukan saat bernostalgia kata
Rembulan
di pematang, meragukan
Komentar
Posting Komentar