Bocah

Senja menyulut api yang meredup terik
Remang menyambut kabar-kabar nista tersiar jelas
Sudut-sudut kota semakin riuh dengan busana kebohongan
Tiada yang mampu memakna wejangan-wejangan orang tua
Kelam ini memang menyahut begitu sadis hingga pelipis
Pedih dan miris melihat bocah-bocah kecil bermain dengan sejuta kaleng di pinggir neraka
Melayang bersama hembusan angin utara dan selatan
Hingga lupa bahwa besok masih ada sekolah pukul delapan
Segelintir, berseragam masuk ke hamparan hijau
Berteriak senang lalu bergumul dengan canda tawa yang membahana
Seisi kampung suka melihat nada-nada yang mereka untaikan
Mungkin karena desis itu tulus dari kesegaran hijau
Namun bisik itu segera terpecah dentuman besi-besi baja
Nyanyian mesin-mesin yang menanam kemodernitasan di setiap sudut desa
Bocah-bocah hanya terperangah tak berdaya
Sebab desa sudah tak perawan bagi bocah yang merindu dunia

Komentar

Postingan Populer