Stand-Up Comedy, Secercah Harapan Humor Indonesia

Kondisi dunia humor semakin miris. Salah satu teori terkenal dalam humor sosial disebur superioritas. Plato, dalam hasil studinya, menjelaskan bahwa ada kecenderungan humor bisa terjadi saat seseorang melihat sesuatu yang janggal. Sementara filsuf lain, Aristoteles mengemukakan, sebagai subjek kita tertawa karena merasa kita punya kelebihan (super), dan objek tertawa kita sifatnya rendah atau menggelikan. Psikolog masa kini, Henry Bergson, “Ketika tertawa, diam-diam ternyata kita bermaksud merendahkan.” Sebagian teori bahkan mengemukakan bahwa pola humor seperti ini sejak dulu dimaksudkan untuk melatih kemampuan menghadapi kehidupan sosial yang sebenarnya.
Humor tidak disengaja berkaitan dengan kejadian-kejadian faktual yang dianggap merupakan ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan. Sedangkan, humor disengaja berasal dari kreasi manusia dalam bentuk karya, karsa, dan cipta.
Jenis-jenis humor Indonesia
Beberapa jenis humor yang bisa diidentifikasi di Indonesia adalah; Pertama Guyon parikena, isinya lelucon yang menyindir, tapi tidak terlalu kasar. Guyon ini biasanya dipakai seorang bawahan kepada atasannya atau adik kelas kepada kakak kelas, dan sangat jarang ditujukan kepada orang yang benar-benar dihormati. Humor ini bermaksud bukan untuk mendominasi secara psikologis. Kedua Satire, atau sinisme. Berbeda dengan guyon nomor satu, guyon ini muatan ejekannya lebih dominan. Kata-kata sindiran mulai dibumbui predikat-predikat menyinggung secara psokologis. Dasarnya adalah kecenderungan memandang rendah orang lain, sehingga jika tidak hati-hati menggunakannya, ini bisa sangat tidak mengenakkan hati. Ketiga Pelesetan. Humor ini juga populer saat ini. Orang Barat menyebutnya imitative atau parody. Isinya, memelesetkan segala sesuatu yang populer sehingga nampak lucu dan mengundang tawa orang yang melihatnya. Nama-nama Rhoma Irama dipelesetkan menjadi Roma Aroma atau SBY dipelesetkan sebagai Si Butet Yogya termasuk kategori ini. Keempat Slapstick. adalah humor yang berkaitan dengan nuansa fisik. Gigi maju, badan pendek, atau bibir “dower” menjadi contoh-contoh yang populer di teve-teve masa sekarang. Kelima Olah logika, jenis humor yang didasarkan pada gaya analisis, biasanya dipakai oleh kalangan terdidik. “Kita harus mewaspadai bahaya provokasi dan provokator!” teriak santri dalam sebuah latihan pidato. “Apa bedanya?” Tanya Kyai. “Provokasi itu tingkat propinsi, Yai. Kalau provokator itu tingkat pusat. Keenam ”Superioritas-interioritas. Lelucon ini muncul karena melihat cacat, kebodohan, atau kesalahan pihak lain. Misalnya, dialog antara dua orang tuli berikut: “Darimana, Kang? Dari mancing ya?”.“Nggak. Dari mancing kok.”.“Oalah, saya kira dari mancing.” Ketujuh Kelam. Sering dikategorikan “black humor“, isinya sesuatu semacam penderitaan, kejadian menyeramkan, atau sejenisnya. Kedelapan Seks. Seks di sini diartikan bukan sebagai jenis kelamin, tapi hubungan hal yang menjurus keporno-pornoan, bahkan full porno. Sifatnya yang ringan membuat humor jenis ini tidak memerlukan pikiran mendalam dan mudah mengundang gelak tawa. Terakhir Apologisme. Dalam istilah mudahnya, “ngeles“. Hal ini bukan untuk melucu, tapi justru berlindung di balik lelucon.
Dari daftar jenis humor di atas, hampir semuanya pernah dikemas dalam bentuk tayangan publik di Indonesia. Sebut saja satire, slapstick, dan pelesetan. Bahkan, satu tayangan humor di televisi bisa mengandung tiga sampai lima jenis humor dari daftar tersebut. Sementara itu, humor-humor yang membutuhkan sedikit pemikiran, sebut saja dari daftar di atas “olah logika”, tidak populer sebagai objek kemasan acara komedi televisi. Jelas, karena pelakon dan pengarah adegan tidak perlu bersusah-payah menyusun konsep yang membutuhkan pemikiran lebih dalam menimbulkan kelucuan-kelucuan. Hasilnya, tidak mengherankan jika orang-orang luar, sebut saja “barat”, menonton acara humor di Indonesia, menganggapnya lebih sarkastis dibandingkan humor-humor mereka yang lebih sering menggunakan olah logika.
Stand-Up Comedy Indonesia
Lawakan Indonesia mulai menapaki jalan yang sedikit cerah. Hal ini bisa dilihat dari animo masyarakat yang mulai antusias untuk menghadiri dan menonton setiap gelaran yang ditaja oleh Komedian-komedian. Tidak ada segmentasi untuk menyaksikan secara live ataupun off -air di stasiun televisi namun jika melihat kuantitasnya ini merupakan klimaks dari industri komedi indonesia. Pasalnya sebuah model lawakan hadir dengan nuansa baru ditengah-tengah hiburan komedi yang sangat monoton. Bisa dilihat bagaimana Slapstick ataupun yang lain hadir dengan pola melecehkan orang ataupun menghina teman bermainnya. Ini merupakan peningkatan yang signifikan. Stand-Up Comedy yang lahir dari monolog-monolog seseorang dengan intelektualitas. Alhasil kegiatan komedi ini pun menjadi lucu ketika penonton yang menyaksikannya juga membawa kapabilitas dan wawasan yang luas.
Namun masih belum jelas bentuk Stand-Up Comedy ini. Jika diterjemahkan secara kasar itu berarti komedi yang dibawakan secara berdiri dan memang itulah yang terjadi. Komedi yang dimainkan oleh seorang comic (sebutan bagi seorang Stand-Up Comedy) mengedepankan konsep monolog yang kita kenal sebagai penguasaan oleh diri sendiri. Teks-teks verbal yang dinarasikan pada Stand-Up Comedy sebenarnya sangatlah verbal sehingga terlihat biasa. Ada sisi lain yang mengedepankan Stand-Up Comedy dibandingkan konsep monolog lainnya. Dalam pembuatan bahan lawakannya, comic harus memiliki sesuatu yang intelektual karena dari sudut itulah pertunjukan ini bisa dinikmati.
Sebuah harapan yang besar didapatkan dari humor yang ditaja Stand-Up Comedy. Intelektualitas yang luas akan membuat sebuah humor yang bernas. Tak ada kejanggalan penghinaan dalam seni komedi yang satu ini. Comic-comic muda siap pentas dengan segala pengalaman dan wawasan untuk disajikan. Penonton yang berhasil menerima lawakan ini ialah mereka yang paham pula dengan inteletualitas. Melihat Stand-Up Comedy hari ini ada di berbagai daerah dan menjamur. Maka tidak bisa tidak, kita harus menyimpulkan humor dan komedi di Indonesia sudah Intelektual.

Komentar

Postingan Populer