renungilah tahun ini.

belum lagi aku mengenal kata uang. sudah berpuluh juta uang ayah dan bunda kuhabiskan. tinggi badan pun tak bertambah berat pun tak naik. belum bisa kuhadiahkan samapi detik ini wisudaku yang rata-rata orang tua akan berbangga dan meneteskan air matanya ketika melihat aku berbalutkan jubah itu. ya, 22 tahunku sungguh memuakkan tiada prestasi yang bisa kuhaturkan pada keluarga, lingkungan terdekat. terlalu banyak yang membenciku hari ini. aku ingin bertaubat keada tuhan. tuhan yang lalu waktu masih ku kecil memberiku segenggam mentari ketika pergi sekolah. aku masih bingun kemana mentari itu hilang. semakin bertambah usia semakin bodoh kupikir.



banyak impian anak-anak lain yang sama sepertiku dan belum bisa tercapai.

ya, ayah dan emak pastii ingin naik haji.

ya, mereka pasti ingin punya gubuk yang indah.

aku belum bisa memberikannya mak.

ingin kutumpahkan seluruh air mata yang ada, ketika kau harus mencurahkan keringatmu dalam tulisan-tulisan kapur tulis di sekolah tua itu.

Ingin kulebur sayang ku ketika ayah harus pergi berangkat ke luar kota mencari nafkah.

aku rindu semua itu.

aku juga ingin membariskan sebait senyum di gurat wajah kalian yang mulai menua, aku sayang kalian.

tapi terimalah aku yang masih menjadi sampah di 22 ini.

sebab ini kan menjadi renovasi diriku.

semoga Allah memberi hidayah pada pemuda yang masih terus berbenah ini.

Komentar

Postingan Populer