Pentas 'Melodi Pengakuan'

Gedung tertutup Anjung Seni Idrus Tintin, Kamis (3/5) malam tadi kembali menggelar pementasan berjudul ”Melodi Pengakuan” yang dipersembahkan Teater Selembayung. Monolog karya dan sutradara Rina Nazaruddin Entin ini mendapat apresiasi dari ratusan pengunjung yang menyaksikan penampilan perdananya.

Alkisah, di sebuah negeri tersohor disebutlah Bukit Batu. Negeri jaya dan tenteram dengan dipimpin Datuk Laksamana yang ingin melayarkan sebuah kapal besar dan disambut gegap gempita seluruh rakyatnya, Lancang Kuning. Namun, ketika waktu pelayarannya tiba, ada seorang panglima yang tidak bisa hadir dalam acara itu karena sedang menumpas penjahat di negeri seberang, Tanjung Jati. Adalah Panglima Umar.

Panglima yang memiliki istri cantik tengah mengandung tujuh bulan, Zubaedah ini pun pergi mengerjakan titah dan mengemban tugas negeri. Ternyata sahabat baiknya, Panglima Hasan punya itikad buruk karena cintanya ditolak dahulu. Ia pun bekerja sama dengan Bomo, seorang dukun untuk membuat cerita tentang berlayarnya Lancang Kuning harus menggunakan tumbal. Yakni Zubaidah.

Usaha perebutan Zubaidah oleh Panglima Hasan untuk menjadikan istri sahabatnya Panglima Umar sebagai tumbal inilah yang menjadi kesaksian-kesaksian para pemeran dalam monolog yang dimainkan.

Pementasan yang mengangkat kembali legenda Lancang Kuning ini berlangsung selama tiga hari, 3-5 Mei. Dengan cerita berbeda, dimana lebih menekankan pada kontribusi perempuan dalam mengabdi dan membela sebuah negeri serta membuktikan bahwa kesetaraan dengan lelaki juga sudah benar-benar ada di zaman sekarang.

‘’Pagelaran teater dengan konsep monolog ini dimainkan delapan orang, saya mengonsepnya selama tiga bulan lebih dan Alhamdulillah bisa ditampilkan selama tiga hari ke depan,’’ sebut sang sutradara, Rina NE usai pementasan yang diapreasiasi penonton di penghujung pegelarannya malam tadi.

Karya Rina ini merupakan pementasannya yang kesekian kali bagi penikmat seni teater di Kota Bertuah. ‘’Melodi Pengakuan’’ yang merupakan karya terbaru dari Teater Selembayung di bawah kepemimpinan Fedli Azis, terus menelurkan karya-karya sastra modern dan enak dinikmati. Terlihat dari penonton yang memenuhi bangku gedung teater tertutup Idrus Tintin malam tadi.

‘’Memang kita mengangkat cerita masa lalu dan membawanya ke masa kini. Makna-makna yang terkandung dalam cerita ini diharapkan sampai kepada penonton, terutama perempuan, karena dengan semangat dan keyakinan, semua hal yang dikerjakan juga bisa diselesaikan kaum hawa,’’ lanjut Rina.

Dialog-dialog kental dan sarat cerita menarik tentang legenda Lancang Kuning yang dimainkan bergantian oleh para pemeran cerita tersebut, pada penampilan perdananya menampilkan dunia kekinian antara seorang ibu dan anak yang mengisahkan kembali Lancang Kuning. Enam monolog dari para pemeran yang berekspresi membawa penonton hanyut dalam setiap bait kata mencari bagian dari cerita.

Delapan pemeran Monolog karya dan sutradara Rina NE dalam ‘’Melodi Kesunyian’’ ini adalah Panglima Hasan diperankan Fedli Azis, Panglima Umar diperankan Ekky Gurin Andika, Zubaidah oleh Rehulina Sinuhaji, Datuk Laksemana diperankan Rian Harahap, Bomo oleh Rinaldi, Inang oleh Mimi Suryani, pemeran ibu oleh Wirnasari dan pemeran anak oleh Della Pratiwi.***

Komentar

Postingan Populer