Letter to Hugo Chavez






Indonesia, 6 Maret 2013
Dear Hugo Chavez,

Barangkali anda terkejut dengan kedatangan surat saya ini. Saya bisa menebak, saat anda menerima surat saya ini pasti sedang dalam kondisi yang serius. Bisa saja malaikat sedang bertanya siapa Tuhan anda, agama anda dan siapa anda ketika hidup di atas dunia. Saya mohon maaf jika surat ini datang di waktu yang tidak tepat, akan tetapi surat ini sangat penting dan rahasia. Cukup antara saya dan anda yang mengetahuinya.
Sebenarnya tidak banyak yang saya ingin sampaikan pada anda. Perihal kedukaan orang-orang yang sekarang sangat mendunia. Tidak ada yang melewatkan wajah anda dalam berita televise atau bahkan media cetak. Di sosial media, semua penuh dengan karikatur dan wajah anda ketika masih di atas dunia. Saat ini saya hanya ingin menanyakan kembali, sudikah anda datang kembali ke dunia. Cuma jika itu terjadi janganlah bereinkarnasi di Venezuela. Siapa yang tidak kenal anda di Venezuela, bisa-bisa seisi Caracas akan heboh dengan kedatangan anda esok pagi. Permintaan saya dan mewakili beberapa hati nurani, hanya anda terlahir sebagai warga negara Indonesia.
Bukan permintaan main-main saya mengatakan ini. pasalnya sudah jelas, anda sebagai sosialis sejati yang bisa diangkat menjadi bapak Sosialis di Indonesia. Negeri kami sudah begitu hancur dengan segalam macam tetk bengek dan tak pernah beranjak dari golongan bangsa yang terpuruk. Disini tidak ada pejabat yang berangi menggunakan rasionalnya untuk berpikir. Adalah sebuah rasional jika tidak melakukan tindakan rasional. Disini rakyat masih banyak yang makan nasi aking, tinggal di bantaran pinggir sungai dan beberapa masih berselimut embun jika malam. Negeri yang paling sempurna setelah Brazil ini memeiliki vegetasi yang luar biasa. Sehingga perusahaan asing yang kau campakkan di Venezuela berani bermain api disini. Mereka dengan gagah menyatroni wajah-wajah minyak bumi negeri ini, lain lagi dengan tambang emas, timah dan batubara. Semuanya dimiliki oleh asing. Kapitalis-kapitalis yang bersantai menghisap cerutu kuba di kediaman mewahnya, sementara di lahan yang dijadikan ladang-ladang eksploitasi tersebut, hadir wajah-wajah pribumi yang mengkilat dan hangus terbakar. Tubuhnya mengangkat harta-harta negeri sendiri namun dijual untuk asing.
Sudah saatnya Tuan Hugo Chavez bangun dari pembaringan. Datanglah lagi ke Indonesia, saat ini politiknya sedang bergejolak kencang. Semua ambil posisi baik, pion sampai raja, tak ada yang bisa membedakannya. Menusuk karib sendiri, atau memutilasi wajah-wajah kerabat sendiri. Di negeri yang sebenarnya santun ini kini telah berubah menjadi sangat asing. Tuan Hugo Chavez yang saya hormati, sudah tentu anda pasti sangat tertantang untuk datang ke negeri kami. Sekirang anda jadi bereinkarnasi dan melakukan transformasi, mungkin pejabat yang sedang heboh ber’Harlem Shake’ itu sudah dijadikan sampah oleh penyidik KPK. Koruptor-koruptor yang menenderkan proyek atas nama saudara jadi penghuni abadi di Nusa kambangan.
Tuan Hugo Chavez, negeri ini butuh anda. Sangkin sulitnya untuk mencari sosialis yang bisa menyejahterakan rakyatnya. Menasionalisasi perusahaan minyak asing di negeri ini. Negeri kami kaya Tuan, atau jika Tuan mau mungkin bisa kami calonkan jadi presiden di tahun 2014. Tuan tidak usah perlu ‘perahu’ cukup lewat jalur independen, sebab suara rakyat suara Tuhan. Pada saat ini yang perlu dikaji sebenarnya Tuan datang ke negeri kami lalu berangus perusahaan asing di negeri ini. Menjadikan negeri ini sosialis yang pancasilais. Tetap berpegang teguh pada azas ketimuran. Meski kini tuan terbaring di dalam tanah, mungkin petugas pos masih mau mengambil surat balasan jika Tuan berkenan membalas surat ini. saya bisa menyaksikan wajah-wajah Venezuela yang menangis kehilangan seorang Hugo Chavez. Begitulah semestinya seorang presiden yang jika wafat akan sangat dirindukan. Entah jika itu terjadi pada kami sekarang, apakah kami bisa bersedih, berkalang tanah? Masalah nama, kami sudah siapkan beberapa marga dan nama jawa untuk Tuan. Joko Chavez atau Chavez Harahap juga bagus, seperti nama saya.
Saya tunggu kehadiran tuan di Indonesia.

Komentar

Postingan Populer